"Ka...., ka Rinii..?" Panggil Alin. Tidak lama setelah Alin memanggil nama kaka sepupunya, bayangan seorang wanita tersebut terlihat seakan menjatuhkan tubuhnya ke lantai.
Jantung Alin mulai berdebar kencang ketika dirinya melihat ada bayangan seseorang di lantai bergerak menyeret tubuhnya sendiri. Perlahan-lahan Alin melangkah mundur menjauhi ruangan yang gelap serta bayangan yang semakin dekat dengan dirinya.
"Aaaaa..." teriak Alin sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya setelah melihat secara jelas sosok bayangan dalam ruangan gelap tersebut.
Sosok wanita tua pucat mengenakan kain putih putih dengan rambut kusam yang panjang hingga menempel lantai, kurus seperti hanya tulang ditutupi kulit yang pucat
"Aaaa.."
Alin langsung berlari meninggalkan sosok wanita tua itu tanpa tujuan. Berlari dengan isak tangis yang mendalam penuh ketakutan. Alin terus berlari, menelusuri lantai dua yang kurang cahaya dengan harapan dapat menemukan tangga untuk kembali kebawah.
Setelah lama berlari Alin berhasil menemukan tangga, namun bukan tangga yang tadi membanya ke atas, melainkan tangga spiral yang sempit bercahaya minim menuju ke bawah. Tanpa pikir panjang Alin langsung menuruni tangga tersebut dengan cepat.
"Aargh.." teriak Alin tergelincir ketika ia hampir sampai ke bawah, membuat memar di kaki dan sikunya.
"Toloong.." dengan sekuat tenaga Alin bangkit, berjalan menjauh, mencari pintu keluar dari ruang kegelapan yang mencekamnya.
Belum jauh dari tangga tersebut, Alin sudah mendengar kembali suara wanita tua itu kembali,
"Alin.." panggil wanita tua yang terdengar lirih
"Tolong.." Alin memandang tangga spiral tersebut, sembari mempercepat langkahnya menjauh, hingga akhirnya ia sampai diruang kosong yang luas dengan beberapa pintu yang membuatnya semakin kebingungan.
*Bersambung
*Bersambung




Tidak ada komentar:
Posting Komentar