Tepat Pukul tujuh tiga puluh pagi, Adit berangkat menuju stasiun dengan menumpangi angkutan umum terlebih dahulu. Didalam angkutan umum, Adit mendapat tempat duduk disudut belakang bersama beberapa pekerja dan pelajar, setelah ini untuk sampai ke tempat kerja Adit harus naik kereta agar tidak terlambat dibanding naik bus.
Tidak lama Adit merasa ada keanehan yang terjadi pada hari ini, entah mengapa langit lama kelamaan menghitam, bukan hitam mendung atau malam, terlihat semakin berubah menjdi hitam pekat sejalan dengan angkutan umum yang ditumpanginya.
"Kayanya ini sih mau hujan kalo gelap begini," kata seorang laki-laki setengah baya yang duduk tepat berhadapan dengan Adit.
"Kayanya sih iya pak," jawab Adit tersenyum kemudian melihat ke arah langit yang semakin menghitam, dan hujan deraspun turun ketika memasuki area stasiun.
"Kiri bang,"
Entah mengapa angkutan yang ditumpangi Adit tidak juga berhenti, padahal Adit sudah berteriak ke supir angkutan tersebut,
"Bang kiri,!" teriak Adit. Sambil menengok ke arah belakang angkutan yang ditumpanginya, yang terus berjalan disusul langit yang semakin hitam dan hujan yang semakin deras.
Adit bingung setelah melihat banyak mobil pribadi yang mengikuti angkutan yang ditumpanginya dengan bendera kuning disetiap mobil-mobil tersebut. Ketika Adit kembali menengok ke depan, Adit kaget melihat ada sebuah keranda di dalam angkutan yang ditumpanginya, dan telah berubah menjadi mobil jenazah, orang-orang yang tadi di dalam angkutanpun berubah menjadi pelayat yang serba hitam, pucat, sunyi.
Adit sangat panik lalu mencoba mendobrak pintu mobil jenazah tersebut, namun tidak terbuka dan mobil jenazahpun berjalan semakin cepat. Adit melihat mobil jenazah telah memasuki area pekuburan, berjalan semakin cepat melalui tengah-tengah pekuburan, melewati makam yang ada, dan menurun masuk ke dalam kuburan.
"Aaaaa... Tolong!!"




Tidak ada komentar:
Posting Komentar